Teks Berjalan

Om Swastyastu, Sameton Sutha Abimanyu, Nyama Blijul ajak makejang.. Rahajeng rauh ring blog puniki, elingang follow ig @blijul_pande twitter @jul_pande Youtube: Blijul TV _ Om santih, santih, santih.

Tuesday, September 6, 2011

PURANA TATWA PURA ULUN DANU BATUR

SINOPSIS
PURANA TATWA PURA ULUN DANU BATUR

Naskah Purana Tatwa Majapahit, Batur, Gunung Agung, Bangli, Taman Bali, Nyalian, Gelgel selanjutnya disebut Purana Tatwa Pura Ulun Danu Batur. Merupakan sebuah prasasti yang ditulis di atas daun lontar. Isinya merupakan sejarah terjadinya beberapa tempat suci di Bali. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh, maka dibuatkan sinopsis sebagai berikut :

lontar perasi
a.     Tersebutlah I Ratu Sakti Majapahit (yang bersemayam di Pucak Gunung Semeru) mengambil istri bernama I Dewa Ayu Mas Arakapi, melahirkan seorang putri bernama I Ratu Ayu Mas Kawot. Selanjutnya, beliau kembali mengambil seorang istri bernama Ida Dwayu Mas Melepud. Dari perkawinan ini lahir putra pada bulan Purnama Sasih Kenem sekitar bulan Desember diberi nama I Gede Batara Guru. Selanjutnya, beliau kembali berputra yang lahir pada hari Sabtu Kliwon Wayang, namun begitu lahir bayinya lenyap. Karenanya, beliau berkaul jika bayinya kelihatan akan menhaturkan sesaji enam ekor kerbau, serta mengadakan tarian selama 42 hari. Akhirnya bayi itu kelihatan dan diberi nama I Gede Batara Indra.

Selanjutnya, I Gede Batara Indra mengambil istri bernama I Dewa Ayu Mas Mageng, melahirkan tiga orang putra. Batara Indra pergi ke Bali dan bersemayam di Tirta Empul Tampaksiring. Selang beberapa tahun setelah ketiga putranya dewasa diantar oleh bibinya bernama I Dewa Ayu Mas Membah menuju Tirta Empul menghadap ayahandanya. Batara Indra menanyakan ketiga putra tersebut, dan dijawab oleh adiknya I Dewa Ayu Membah bahwa itu adalah putranya sendiri. Batara Indra berkata : ”Anakku Gede Putu, sekarang ayah memberi nama I Gede Putu Gunung Agung, dan ayah memberi air dan agar diberi nama Tirta Toya Mas Kusuma. Selanjutnya, beliau berkata pada putranya kedua, agar berangkat menuju sebuah empangan besar diantar oleh I Mucangan. Tempatnya adalah di sebelah Barat Laut Danau Batur disebut Tirta Mas Mampeh. Putranya ini sekalian dengan bibinya serta I Ratu Ayu Mas Kawot. Selanjutnya, putra ketiga meminta balai panjang dan besar serta menetap di Manukaya.

b.      Tersebutlah kembali Ida Ratu Sakti Majapahit mengambil seorang istri berasal dari Betawi bernama Ida Dewa Ayu Mas Melejer, berputra seorang laki-laki diturunkan di Trunyan dan diberi nama I Gede Manik Pancer. Setelah beberapa lama di Trunyan beliau mengutus I Pasek Tarunyan ke Majapahit meminta gamelan. Karena permintaannya belakangan, maka Pasek Trunyan dititipi sepasang gamelan agar diberikan Batara Indra. Gamelan itu bernama Ki Madu Sara, setelah di Trunyan ditahan oleh I Gede Manik Pancar bahkan ditenggelamkan di Danau Batur. Karenanya, I Ratu Sakti Majapahit marah dan mengutuknya agar ia terus membesar dan tidak bisa lepas dari tanah.

c.       Selanjutnya, Batara Indra mempunyai seorang adik diberi gelar I Dalem Ketut diturunkan menjadi Raja Gelgel. Beliau lahir pada Purnama Kawulu (bulan Pebruari). Beliau berangkat ke Gelgel diiringkan oleh seorang Dukuh dan setelah beberapa lama Si Dukuh ditempatkan di Tegal Wangi, ia bermimpi mendapat bunga. Paginya ia pergi ke kolam Tirta Mas Kusuma, dan di atas daun teratai terdapat seorang bayi. Bayi itu segera diambil serta dibawa ke pondoknya.

Alkisah Ida Dalem Ketut di Gelgel ingat bahwa akan ada putranya datang maka diutuslah pembantunya menuju ke rumahnya Dukuh untuk mengambil bayi itu. Pada mulanya ditahan namun karena takut, bayi itu diserahkan. Setelah dewasa, diberi nama I Gede Putu dan diberi seorang istri bernama Yayu Mas Meketel. I Gede Putu ini ditempatkan di Nyalian, dan di sana mengambil istri putra Perbekel Nyalian sehingga putranya bergelar Satria Akenjang. Kembali I Gede Putu mengambil dua orang istri dan putranya diberi gelar Sang Wayan Rurung dan Sang Wayan Tlabah. I Dewa Ayu Mas Meketel berputra pula diberi nama I Gede Den Bencingah, di tempatkan di Bangli, serta disuruh mengambil istri putra Perbekel Bangli. Kembali I Dewa Ayu Mas Meketel berputra diberi nama I Gede Ketut Tangkeban, karena ayahnya dahulu sewaktu diambil oleh Ki Dukuh ditaruh di bawah tempat ayam (guwungan). Kembali I Dewa Ayu Mas Maketel berputra ditempatkan di Taman Bali, dan memperistri putra perbekel dari Pemecutan Badung.

Demikian secara singkat isi naskah tersebut sehingga berjudul Purana Tatwa Majapahit, Batur, Gunung Agung, Bangli, Taman Bali, Nyalian, Gelgel. Isinya merupakan sejarah terjadinya beberapa tempat suci di Bali seperti : Tirta Empul Tampaksiring, Tirta Mas Kusuma di Gunung Agung, Tirta Mas Mampeh di Batur, serta tempat suci lainnya seperti Trunyan, Manukaya. Juga menjelaskan ada beberapa keturunan di Bali yakni di Gelgel, Nyalian, Bangli, Taman Bali, serta tempat lainnya.


NB :  dikutip dari sebuah laporan penelitian I Ketut Riana, dkk. Tim dari Fakultas sastra Universitas Udayana, dengan judul ”Substitusi dalam Prasasti Purana Tatwa Pura Ulun Danu Batur” tahun 1993.  

No comments:

Post a Comment

Wusan simpang, elingang komentarnyane ngih..! Ring colom FB ring sor taler dados. ^_^ sharing geguratane ring ajeng dados taler.