Teks Berjalan

Om Swastyastu, Sameton Sutha Abimanyu, Nyama Blijul ajak makejang.. Rahajeng rauh ring blog puniki, elingang follow ig @blijul_pande twitter @jul_pande Youtube: Blijul TV _ Om santih, santih, santih.

Sunday, October 19, 2025

3 HAL YANG SERING DITANYAKAN - PANDANGAN HINDU TENTANG MAKANAN


Om Swastyastu, Sahabat Titian Dharma. Tetap bersama Bli Jul kembali dalam pendalaman ajaran Hindu. Kali ini Bli Jul masih membahas tentang Makanan. Hem... makan terus ini yang dipikirkan Blijul. Tapi, bahasan ini tentu masih menarik dan relate untuk di bahas sekarang, kenapa? Karena masih banyak orang yang bertanya pandangan Hindu tentang Makanan.

Kita akan jawab tiga pertanyaan berikut:
  1. Ada Pantangan yang tidak boleh dimakan orang Hindu?
  2. Orang Hindu boleh makan daging sapi?
  3. Kenapa ada beberapa kelompok orang Hindu yang tidak boleh makan makanan tertentu seperti ikan gabus/jeleg?
Nah, Bli Jul menceritakannya begini. Simak ya Sahabat Titian Dharma. Yang belum Subcribe, subcribe dulu deh chanellnya di Youtube.

Pertanyaan Pertama, Ada Pantangan yang tidak boleh dimakan orang Hindu?
Dalam agama Hindu, makanan dikelompokkan menjadi tiga.
  1. Satwikaguna, Kategori makanan ini dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas hidup manusia karena menyehatkan dan dapat menambah energi serta meningkatkan kecerdasan. Contoh makanan satwikaguna adalah makanan yang mengandung banyak sari, berlemak, dan bergizi. Makanan satwika sebaknya dikonsumsi saat masih dekat dengan prana atau energi kehidupannya atau sederhananya dikonsumsi saat makanan masih segar seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, dan susu sapi. Makanan kategori satwika dapat mengontrol pikiran dan perbuatan dan memunculkan sifat-sifat seperti sifat yang tenang, lemah lembut, sabar, bijaksana, dan sifat baik lainnya.
  2. Rajasikaguna, Jika seseorang mengonsumsi makanan kategori rajasikaguna maka seseorang akan merasakan sakit atau duka cita. Contoh makanan rajasikaguna adalah makanan yang memiliki rasa terlalu pahit, pedas, kering, asam, panas, dan makanan yang terlalu banyak bumbu. Rasa pedas pada makanan dapat mengganggu keseimbangan metabolisme tubuh seperti peningkatan denyut jantung dan kesulitan berkonsentrasi. Makanan yang terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah sehingga tidak baik bagi kesehatan jantung. Ikan dan daging adalah makanan yang digolongkan ke dalam kategori rajasika. Mengonsumsi makanan rajasika dapat menyebabkan energi dalam tubuh meningkat seperti emosian, agresif, dan sifat keras. Akan tetapi jika mengonsumsi makanan rajasika secara bijaksana dan terkendali dapat memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh.
  3. Tamasikaguna, Makanan kategori tamasikaguna adalah makanan yang dapat menyebabkan seseorang menjadi malas, tak peduli, keras kepala, bodoh, serta pasif. Makanan seperti makanan hambar, makanan yang sering dipanaskan, makanan basi, makanan sisa orang lain, dan makanan busuk adalah contoh makanan kategori tamasikaguna. Makanan atau minuman yang mengandung stimulan seperti teh, kopi, cokelat, alkohol, dan minuman bersoda adalah contoh makanan tamasika. Makanan tamasika tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena efeknya tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia.

Nah itu, tiga jenis makanan, sekarang kalian ngerti kan, makanan apa yang harus dimakan? Ini sudah sesuai dengan arahan kitab suci Weda, baik itu Bhagawad Gita, Ayur Veda, dan Atharwa Veda.

Pertanyaan Kedua, Orang Hindu Gak boleh makan daging sapi? Jadi ada Daging Yang diharamkan?

Ehhh... jangan disamakan dengan agama sebelah. Hindu gak ada haram dan halal. Yang ada Satwika, Rajas, dan Tamas. Sukla dan Prasadam.

Dalam aturan makan penganut agama Hindu, terdapat larangan atau pantangan yaitu mengonsumsi daging sapi. Sapi dianggap sebagai hewan suci, lambang kehidupan, serta jelmaan dari Dewa Syiwa. Sapi adalah hewan yang harus dirawat dan dilestarikan. Menyembelih, membunuh, dan mengonsumsi daging sapi menjadi larangan bagi umat Hindu. Di India, Produk turunan dari sapi seperti susu dan keju dapat digunakan oleh umat Hindu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Umat Hindu begitu menyucikan hewan sapi karena sapi dikaitkan dengan ibu dari semua dewa atau aditi. Umat Hindu tidak memakan daging sapi bukan karena sapi dikategorikan sebagai binatang yang haram, namun karena umat Hindu sangat menghormati hewan sapi sebagai hewan yang sakral. Dan ingat, mereka tidak menyembah Sapi! Kalian sie, suka sekali menyesatkan sudut pandang orang. Namun memang ada beberapa kelompok ekstrim yang begitu menghormati sapi (sumber penghidupan) hingga terlihat menyembah sapi, padahal dia begitu karena merasa adanya sapi ini, mereka bisa mendapatkan nutrisi dengan baik. 

Nah, di Indonesia, umat Hindu tidak dilarang makan daging sapi, mereka dibolehkan. Karena jenis sapi yang hidup di India dan di Indonesia juga berbeda, sapi di Indonesia memang ada sebagai sapi yang bukan memproduksi susu, tapi daging. Gitu lho.. tapi kami tetap menghormati semua binatang, buktinya setiap enam bulan sekali saat Tumpek Kandang, kami membuatkan banten otonan persembahan untuk para binatang yang telah memberikan penghidupan untuk manusia. Gitu teman. Dan dalam ajaran Hindu ada level kehidupan disebut Catur Asrama, setiap jenjang yang kita jalani kita membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda, jenis makanan pun akan berubah, umur 50 tahun tentunya masuk waktu kita mengurangi daging dan seterusnya. Begitu.

Lanjut, Pertanyaan Ketiga Sahabat Titian Dharma. Ada kelompok umat Hindu di Indonesia yang tidak boleh makan makanan tertentu, seperti ikan gabus, laron, buah timbul, labu, dan lainnya. Itu Bagaimana?

Nah, ini terkait dengan Bhisama, aturan hukum yang mengikat kalangan warga/soroh tertentu, yang tidak boleh dilanggar oleh keturunan atau soroh tertentu, jika melanggar akan dikenakan kutukan. Nah, walau jaman sudah modern, orang gak terlalu percaya kutukan, namun Bhisama ini selalu diikuti oleh keturunan dari soroh/wangsa tertentu ini. Contohnya? Warga Pande misalnya, dalam bhisamanya terkait sejarahnya mereka, tidak boleh makan ikan gabus/jeleg dan laron/dedalu. Kisah Keturunan Danghyang Nirartha tak Boleh Makan Waluh/labu. Ini terkait sejarah mereka juga. Wangsa/Warga Tutuan gak boleh makan buah Timbul, dan memakan atau memelihara Kedis/burung Tutuan, ini juga karena sejarah sorohnya. dan Soroh/Wangsa/Warga yang lainnya, silahkan komen kalian gak boleh makan apa.

Jadi Umat Hindu semua. Aturan makan dalam kitab suci Taittiriya Upanisad dikatakan bahwa annam na nindyat yaitu janganlah mencela atau menghina makanan serta manusia janganlah mengabaikan makanan. Makanan adalah annam sedangkan annam memiliki arti yaitu amerta atau kekal. Dalam peradaban Veda, topik makanan menjadi perhatian khusus. Makan bukan hanya sekadar mengisi perut kosong dan memuaskan lidah atau perut, melainkan makan adalah yajna atau persembahan kepada diri sendiri. Sebelum dan sesudah umat Hindu mengingat Sang Pemberi Makanan yaitu Hyang Parama Kawi.

Di dalam Kitab Manawa Dharma Sastra terdapat ajaran sikap makan bagi umat Hindu. Manawa Dharma Sastra II. 56 menyebutkan agar seseorang jangan menikmati makanan yang ditinggalkan seseorang. Dalam ayat tersebut juga dikatakan bahwa hendaknya seseorang jangan makan secara berlebihan atau pergi ke mana pun saat dan setelah makan saat seseorang belum membersihkan mulut.

Posisi saat seseorang makan memiliki makna tertentu seperti jika seseorang menyantap makanan menghadap ke arah timur maka seseorang akan memiliki umur yang panjang. Jika menghadap barat maka seseorang akan makmur. Seseorang akan mendapat kebenaran jika ia makan menghadap ke utara sedangkan seseorang akan menjadi terkenal saat ia menghadap ke selatan.

Tata cara makan:
  1. Sebelum makan dimulai dengan doa.
  2. Seseorang hendaknya melihat makanan dengan perasaan suka cita.
  3. Seseorang disarankan untuk membersihkan tangan setelah selesai menyantap makanan.
  4. Percikkan air ke ubun-ubun. Hal ini dilakukan agar Yang Maha Kuasa akan memberikan anugrah atas apa yang telah dimakan.
  5. Ditutup dengan doa makan
Demikian, semoga bermanfaat, jangan lupa dukung channel Titian Dharma
Om Santih, Santih, Santih, Om.

No comments:

Post a Comment

Wusan simpang, elingang komentarnyane ngih..! Ring colom FB ring sor taler dados. ^_^ sharing geguratane ring ajeng dados taler.