Prana, Citta, dan Kala sering kali dianggap sebagai anugerah gratis (rahmat) Tuhan dalam ajaran Hindu yang sering terlupakan untuk disyukuri karena merupakan aspek-aspek fundamental dari eksistensi manusia dan alam semesta yang terus ada dan bekerja.
Berikut penjelasan singkat mengenai ketiganya sebagai anugerah yang patut disyukuri:
Prana (Energi Kehidupan):
Makna: Merupakan energi vital atau kekuatan hidup universal yang mengisi dan menopang seluruh alam semesta (Bhuwana Agung) dan juga tubuh makhluk hidup (Bhuwana Alit). Prana adalah napas, yang merupakan manifestasi paling jelas dari kehidupan.
Anugerah: Prana adalah anugerah yang memungkinkan kehidupan, gerakan, fungsi tubuh, dan pikiran. Tanpa Prana, tidak ada kehidupan. Keberadaan napas yang terus mengalir tanpa perlu usaha sadar adalah rahmat terbesar yang sering terabaikan.
Citta (Kesadaran/Alam Pikiran):
Makna: Mengacu pada alam pikiran, kesadaran, atau substansi mental yang mencakup manas (pikiran), buddhi (kecerdasan/naluri), dan ahamkara (ego/rasa keakuan). Citta adalah wadah bagi semua pengalaman, ingatan, dan proses berpikir.
Anugerah: Citta adalah anugerah yang memungkinkan manusia untuk berpikir, merasakan, belajar, membedakan (memiliki buddhi), dan memiliki kesadaran diri. Kemampuan untuk memahami Dharma (kebenaran) dan berjuang mencapai Moksha (pembebasan) ada berkat anugerah Citta.
Kala (Waktu):
Makna: Berarti waktu atau periode. Dalam konteks yang lebih luas, Kala juga dapat diartikan sebagai kekuatan atau energi yang menggerakkan dan mengubah segalanya—sebagai siklus penciptaan, pemeliharaan, dan peleburan.
Anugerah: Kala adalah anugerah karena memberikan kesempatan dan ruang untuk mengalami kehidupan, untuk memperbaiki diri, dan untuk melakukan karma (perbuatan) baik. Waktu yang terus berjalan memungkinkan adanya perubahan, pertumbuhan, dan evolusi. Setiap momen adalah kesempatan baru yang diberikan Tuhan.
Ketiga aspek ini adalah karunia mendasar yang melandasi keberadaan kita. Prana memberi kita kehidupan, Citta memberi kita kesadaran, dan Kala memberi kita kesempatan. Kelalaian mensyukuri hal-hal dasar ini seringkali membuat manusia terfokus pada hal-hal lahiriah semata.
No comments:
Post a Comment
Wusan simpang, elingang komentarnyane ngih..! Ring colom FB ring sor taler dados. ^_^ sharing geguratane ring ajeng dados taler.