Teks Berjalan

Om Swastyastu, Sameton Sutha Abimanyu, Nyama Blijul ajak makejang.. Rahajeng rauh ring blog puniki, elingang follow ig @blijul_pande twitter @jul_pande Youtube: Blijul TV _ Om santih, santih, santih.

Wednesday, January 4, 2012

SI KASIAPA KEPUH

(dipetik dari cerita Ni Diah Tantri)
SI KASIAPA KEPUH
Kepuh

Tersebutlah sebuah pohon yang tumbuh di tanah lapang,didekat sebuah pura Dalem,bernama si Kasiapa Kepuh.Pohon ini tumbuh sangat subur daunnya rimbun dan rindang,batangnya cukup tinggi dan besar,karenanya banyak manusia yg berdiam di sekitar itu senang berteduh di bawahnya,bukan saja siang hari tapi juga malam hari, lebih2 saat cuaca gerah.

Tapi dasar manusia bukan hanya lupa berterima kasih ,tapi tidak tahu berterima kasih kepada yang telah memberikan sesuatu yg berguna alias bermanfaat pada dirinya.Mungkin karena sifat tersebut lalu begitu banyak manusia2 yg berteduh di bawah pohon itu menoreh batang pohon si Kasiapa Kepuh.Ada yg menoreh batang pohon karena iseng ,ada yg menoreh karena kulit pohonnya mau di pakai ramuan obat.Begitulah akhirnya si Kasiapa Kepuh batang tubuhnya jadi coreng moreng karena diiris oleh si tangan tangan jail manusia.Akhirnya si pohon Kasiapa Kepuh jadi kurus dan daunnya meranggas.Ia hidup begitu menderita.
Akhirnya pada suatu hari datang lah se ekor gagak dan hinggap di cabang si Kasiapa Kepuh itu.Burung gagak sangat kasihan melihat keadaan pohon kepuh yang menderita itu. 

“Wahai sahabat Kasiapa kepuh ,aku sangat kasihan melihat penderitaanmu dan aku tidak tega melihat kamu menderita.Aku ingin menolongmu dengan caraku sendiri, tapi…. perkenankanlah aku bersarang bersama saudaraku di tempatmu.” kata si Gagak.

“Terima kasih sahabatku burung gagak,apa yang kau andalkan untuk dapat membantuku? Mampukah kamu mengusir manusia2 durhaka yg telah menyakitiku dan tak tahu berterima kasih?”tanya si Kasiapa Kepuh ragu terhadap si burung gagak.

“Lagian manusia begitu banyak setiap hari berteduh dan berbuat jahil kepadaku”imbuh si Kasiapa kepuh lebih ragu lagi.

“Wahai sahabat,tunggulah aku akan berusaha!”jawab si Gagak sambil segera pergi meninggalkan si Kasiapa Kepuh.

Konon terbanglah si Gagak berkeliling kepenjuru desa dan akhirnya menemukan suatu tempat yang banyak di datangi oleh binatang buas seperti anjing,dan ternyata ditempat itu sedang diperebutkan sebuah bangkai seekor babi besar.Si Burung Gagakpun ikut merebut bangkai binatang itu dan di bawanya terbang menuju si Kasiapa kepuh,serta bangkai itu ditaruhnya pada salah satu cabang dari si Kasiapa Kepuh.Syahdan sdh cukup banyak bangkai yg berhasil ditaruh oleh si gagak pada batang pohon si Kasiapa Kepuh menjadikan bau busuk menyengat kemana mana,sehingga sejak saat itu tidak seorang manusiapun datang dan berteduh di bawah pohon itu.Lama kelamaan tumbuh semak belukar di bawah pohon kepuh itu dengan rimbunnya,serta sebatang “bun dingding ai”merambat keatas pohon kepuh itu,begitu rimbunya.Bertambah seramlah kelihatan pohon kepuh itu,ditambah lagi masyarakat sekitar sudah menganggap pohon itu menjadi tempat keramat,di bumbui lagi dengan cerita bahwa setiap malam sering ada orang”mereh ngeleak” di bawah pohon itu.Lengkaplah sudah keangkeran di sekitar pohon kepuh itu.Hal ini tentu sangat menguntungkan si Kasiapa Kepuh yg tadinya meranggas,bahkan hampir mati tapi sekarang malah subur dan sehat kembali tumbuhnya.

Sementara si gagak dengan teman2nya serta pasangannya dengan senang hati bersarang dan bertelur di setiap cabang si kepuh.Persahabatan keduanya begitu akrabnya,bahkan sampai hampir seluruh gagak yang ada di daerah itu bersahabat dengan si kepuh ada yang bersarang,ada yang sekedar hinggap bercandaria dengan teman dan pacarnya.

Sampailah pada suatu ketika datanglah seekor ular besar merayap keatas pohon kepuh itu.Ia bermaksud memangsa telur dan anak2 dari burung gagak,tapi si Kasiapa Kepuh yang mengetahui kedatangan ular itu menjadi marah,sebab ia merasa bertanggung jawab atas anak2 sahabatnya para burung gagak yang lagi pergi untuk mencari mangsa.

“Hai ular jangan coba kau mengganggu sarang ,telur dan anak para sahabatku si gagak ,aku sungguh gak rela,akan kupukul kau dengan cabangku yang terbesar , sehingga kau tahu rasa,” kata si Kasiapa kepuh mengancam.

“Nanti dulu sahabat,ijinkan aku berkata sedikit dan menjelaskan kepadamu,”kata si ular.”Aku datang ke mari ingin menasehatimu,semata karena kasihan kepadamu.Kenapa kamu bersahabat dengan si Gagak?Kalau kamu meneruskan juga persahabatanmu dengan si Gagak niscaya kamu akan tertimpa malapetaka besar,” lanjut si ular.

“Kenapa begitu?” Tanya si Kasiapa Kepuh mulai ragu.

“Begini kawan, burung gagak adalah burung yang sangat buruk dan selalu membawa sial,karena bila seseorang mendengar saja suaranya yg sangat mengerikan itu dan sering dianggap sebagai tertanda kematian,maka seluruh bulu kuduknya akan berdiri. Lagipula mereka sangat menjijikan ,makanannya bangkai yang busuk busuk. Tidakkah kau mengerti kawan? Bersahabat dengan gagak berarti sama dengan mengudang kematian agar cepat datang.Karenanya serahkanlah anak2 dan telur burung gagak itu akan kumangsa, maka keselamatanmu aku yang tanggung jawab. Tidak ada seorang manusia pun yang akan mengganggumu lagi”.

Si Kasiapa kepuh hanya diam saja seolah olah membenarkan apa yang dikatakan oleh si ular, serta membiarkan anak2 dan telur2 gagak itu di mangsa oleh ular tersebut.

Siang harinya berdatanganlah burung gagak ke pohon kepuh itu, ada yang ingin mengeram telurnya, ada yang ingin memberi makan anak2nya, tapi betapa kagetnya setelah didapatinya seekor ular besar, sebesar paha orang dewasa sedang berpestapora memakan anak2 mereka. Segenap burung gagakpun jadi marah besar,ada yang menyambar, mematuk dan mencakar si ular. Tapi sayang apa daya tak sedikitpun si ular terluka, bahkan si gagak banyak yg jadi korban, ada yang mati tersembur bisa, ada pula yg terpukul ekornya dan ada pula yg langsung dimangsa si ular. Para gagak sangat kewalahan menghadapi si ular, yang akhirnya diputuskan untuk diadakan sebuah rembug.

Adapun rembug para gagak itu diadakan di sebuah pohon bringin besar di tengan hutan. Dalam rembug itu ada yang mengusulkan agar diserang secara bersama sama si ular dengan mengundang paara sahabat dan kenalan gagak yg ada di tempat lain.

“Bila kita serang bersama sama pasti ia akan kewalahan dan tentu saja akan kalah,” kata salah sorang gagak dengan penuh keyakinan.

“Jangan kita berbuat bodoh lagi,sudah banyak saudara kita yang jadi korban.Apakah mau ada lagi yang jadi korban? Si ular cukup kuat dan besar tidak mudah mengalahkannya, emosi tentu saja tidak akan menyelesaikan masalah”.

Tiba tiba dalam kebimbangan rembug itu seekor gagak muda dan kelihatan lusuh bulunya nyeletuk berbicara, katanya: "Hai para tetua dan kawan2 dengarlah aku akan mencoba melawan si ular,serahkan lah persoalan ini padaku, kalian hanya jadi penonton saja".

Si gagak muda begitu percaya diri, sehingga peserta rembug pun menyetujui agar si gagak muda menyelesaikan tugasnya menghukum dan mengalahkan si ular serta si pohon kepuh.

Syah dan keesokan harinya terdengar berita putra mahkota kerajaan negeri itu akan bersenang-senang di sebuah taman negeri itu. Ke sana lah si gagak muda dg bulu sedikit kusut dan lusuh itu terbang. Di dapatinya raja putra sedang mandi di sebuah kolam di taman itu. Si Putra mahkota mengeletakkan seluruh pakaian dan perhiasannya sedemikian rupa tanpa sedikitpun khawatir di ambil orang, karena para pengawal kerajaan semua siaga di sekitarnya.


Melihat kesempatan ini si gagakpun mengambil pakaian dan perhiasan putra raja serta menerbangkanya dan kemudian menjatuh kan tepat di pohon kepuh itu.Tentu saja para pengawal jadi ribut bukan main ada yang berteriak teriak sambil menunjuk burung gagak yg menerbangkan seperangkat pakaian putra mahkota ,sembari mengejarnya.Tak diceritakan sampailah para pengawal raja di tempat pohon kepuh itu tumbuh.Melihat busana putra mahkota ada di atas pohon, serta merta pengawal memanjat pohon kepuh yang besar itu, tapi apa lacur baru sedikit saja memanjat sdh terlihat seekor ular besar menjilatkan lidah sambil menyemburkan bisa.

Singkat cerita diputuskanlah untuk membakar pohon kepuh itu, agar paling tidak dapat mendapatkan perhiasan putra mahkota yang sangat mahal harganya,walaupun dengan mengorbankan pakaian beliau.Pada saat api sedang menyala di bawah pohon kepuh si ular merasa kepanasan dan khawatir dirinya terbakar yang akhirnya menjatuhkan dirinya dari atas pohon.Ber ramai2lah para pengawal putra mahkota,memukul,menombak si ular sehingga mati.

Akhirnya perhiasan putra mahkota terselamatkan, sementara sang ular telah mati mengenaskan dan si pohon kepuh atau si Kasiapa Kepuh cukup menderita, kebakaran seluruh batangnya. Namun untunglah ia dapat sembuh setelah beberapa bulan dan minta maaf kepada para gagak karena kesalahannya terlalu percaya dengan omongan si ular yang bukan saja mulutnya berbisa tapi di penuhi oleh niat-niat jahat.

Demikianlah setelah saling memaafkan terjalin kembalilah persahabatan kedua insan ini dengan rukun selamanya.

Adakah sesuatu yang dapat dipetik hikmahnya dari cerita ini? Akan sangat tergantung dari apresiasi dan pemahaman anda, apakah menjadi berguna atau tidak. Terserah sepenuhnya sama Anda sendiri. Santih.

MPU WARUJU, Titi ekadasa Kresnapaksa, Budha Pon Sungsang Isaka 1932.
oleh Pak Ketut pada 6 Agustus 2011 pukul 22:42

2 comments:

  1. Om Swastiastu, Rahajeng Hari Siwaratri, ( sampun lewat ), sane jagi rawuh Rahajeng nyanggra Hari Raya Galungan lan Kuningan...

    Hit Me too
    Help You See Beyond Reality

    ReplyDelete
  2. Suksma Sobat Budiasa. Bli DJ eben baguss..
    Swasti nyanggra Rahinan jagat galungan lan kuningan mewali. Kenak rahayu sareng sami.

    Bli baang tiang ngdih templete blog ne lwung ngih... Kne pemula jeg agk gaptek bdik.. Hehe..

    ReplyDelete

Wusan simpang, elingang komentarnyane ngih..! Ring colom FB ring sor taler dados. ^_^ sharing geguratane ring ajeng dados taler.